Hipnosis ; Pikiran Sadar VS Pikiran Tak Sadar

Pikiran manusia terbagi menjadi dua, yaitu Pikiran Sadar (Concious Mind) dan Pikiran Tak Sadar (Unconcius Mind). Pikiran sadar dan pikiran tak sadar pada manusia dapat dianalogikan seperti gunung es di mana pikiran sadar adalah bagian gunung es yang nampak dipermukaan dan pikiran tak sadar merupakan bagian gunung es yang tak nampak yang berada di bawah permukaan laut. Bagian gunung es yang nampak hanya sebagian kecil dari keseluruhan gunung es. Sebagian besar gunung es tidak nampak dan berada di bawah permukaan laut. Begitu pula dengan pikiran manusia, pikiran sadar hanya sebagian kecil dari seluruh pikiran manusia, di mana sebagian besarnya adalah pikiran tak sadar.

Pikiran Sadar (Concious Mind) merupakan bagian dari pikiran manusia yang disadari. Pikiran sadar berhubungan langsung dengan dunia luar manusia yang dirasakan melalui sistem indrawi (melihat, mendengar, dll). Pikiran sadar disadari oleh manusia dan dapat  dikendalikan secara langsung oleh manusia.

Pikiran Tak Sadar (Unconcius Mind) merupakan bagian dari pikiran manusia di mana hasrat, dorongan, dan insting yang tak di sadari berada. Meski tidak di sadari secara langsung, namun pikiran tak sadar sangat memengaruhi emosi dan tindakan. Meskipun kita sadar mengenai enosi yang kita rasakan dan tindakan yang kita perbuat, namun terkadang kita tidak menyadari kenapa hal tersebut bisa terjadi.

Pikiran Tak Sadar (Unconcius Mind) terkadang terkesan tidak nyata, namun hal ini bisa kita buktikan eksistensi atau keberadaannya. Misalnya pada kondisi di mana kita ingin melakukan suatu pekerjaan yang secara sadar kita anggap penting untuk kita lakukan, namun di sisi lain muncul rasa malas untuk melakukannya yang kita sendiri sangat sulit untuk melawannya. Rasa malas ini bersumber dari pikiran tak sadar kita yang tidak bisa kiya kontrol secara sadar, sehingga mengakibatkan keinginan bekerja yang ada di pikiran sadar dikalahkan oleh rasa malas di pikiran tak sadar kita.

Di antara Pikiran Sadar (Concious Mind) dan Pikiran Tak Sadar (Unconcius Mind) terdapat Critical Factor yang ebrfungsi untuk memfilter informasi yang masuk dari pikiran sadar ke pikiran tak sadar. Hal inilah yang menyebebkan kenapa kehendak kita yang berada di pikiran sadar tidak bisa dengan mudah masuk dan memengaruhi pikiran tak sadar.

Salah satu metode efektif untuk menembus Critical Factor agar kita bisa mengakses pikiran tak sadar yaitu dengan menggunakan metode Hipnosis.

Hipnosis ; Memahami Pikiran Manusia

Pikiran manusia merupakan sumber dari inspirasi manusia dalam menjalani hidup. Pikiran mnusia selalu aktif meski tanpa diperintahkan. Terkdanag, pikiran mampu memunculkan ide-ide dan pemikiran-pemikiran positif. Namun tidak jarang pikiran manusia memunculkan pikiran-pikiran negatif yang tidak bisa dikontrol sehingga menghasilkan emosi negatif dan perilaku negatif yang mengakibatkan terjadinya masalah dalam hidup seseorang. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga pikiran agar tetap dalam kondisi yang positif dan tekendali.

Menurut Matlin dalam bukunya yang berjudul Cognitive Psychology mengemukakan bahwa terdapat lima prinsip utama tentang mekanisme kerja pikiran manusia.

1. Proses Pikiran Manusia Bersifat Aktif

Pikiran manusia selalu aktif dan tidak pernah pasif. Meskipun sedang tidak melakukan aktiviitas, pikiran manusia tetap aktif. Meski manusia sedang tidak melakukan apa-apa, pikiran manusia secara aktif membuat prediksi, mencari-cari informasi yang relevan, dan mengingat-ngingat sesuatu. Memori pada pikiran manusia dapat dianalogikan sebagai pohon yang hidup dan tumbuh dalam diri manusia, yang aktif dan berkesinambungan mencari serta menyatukan informasi.

2. Proses Pikiran Manusia Efisien dan Akurat

Informasi bisa diterima oleh manusia karena pikiran telah menandainya sebagai hal yang penting dan unik. Kemampuan manusia dalam mempelajari bahasa, mengingat, serta mengambil hikmah atau pelajaran dalam berbagai kejadian yang ditemui merupakan fungsi dari strategi berpikir rasional. Dengan kemampuan ini, manusia mampu meminimalisasi kesalahan dalam membuat ingatan. 

3. Proses Pikiran Manusia Lebih Mengenali Informasi Positif Daripada Negatif

Informasi positif cenderung lebih mudah dicerna oleh pikiran manusia jika dibndingkan dengan informasi negatif. Contohnya, kalimat “Andi adalah pria yang baik hati” lebih mudah diserap daripada kalimat “Andi adalah pria yang tidak baik hati”. Hal lain yang sering dijumpai adalah pelajaran parenting yang menyarankan untuk menasihati anak agar menghindari kata “jangan”. Kata “jangan” atau sejenisnya yang merujuk pada larangan secara langsung justru bisa diterjemahkan menjadi hal yang sebaliknya. Contoh, perintah “Jangan jadi anak nakal !” yang diucapkan kepada anak cenderung lebih sulit diterjemahkan darpada kalimat “Jadi anak nakal !”. Maka dari itu, akan lebih baik jika menasihati anak dengan menggunakan kalimat positif seperti “Jadi anak baik !” karena  tentunya, anak baik adalah anak yang tidak nakal.

4. Proses Pikiran Manusia Saling Berhubungan dan Tidak Terpisahkan

Pikran manusia berkesinambungan dan saling berhubungan. Contoh yang dapat kita lihat yaitu saat anak kelas 1 SD anak diajarkan penjumlahan dan pengurangan, pada saat kelas 2 SD anak diajarjkan perkalian dan pembagian, dan semakin tinggi tingkat pendidikkannya maka semakin tinggi pula tingkat kesulitan pembelajarannya. Kemampuan yang anak harus miliki pada saat kelas 6 SD tidak akan didapatkan jika tidak ada informasi yang diingat pada saat kelas 1 sampai 5. Jadi apa yang manusia pahami sekarang adalah hasil dari apa yang telah didapatkan di masa lalu.

5. Proses Pikiran Manusia Mudah Mengenali Informasi Secara Bottom Up dan Top Down

Bottom Up merupakan proses mengetahui informasi dengan cara mengumpulkan secara detail berbagai macam informasi. Informasi-informasi detail ini kemudian disimpulkan untuk membuat sebuah informasi baru. Top Down merupakan proses dimana seseorang perlu membuat ekspektasi, memikirkan konsep, mengingat, dan membuat keputusan. Agar proses Top Down dapat berjalan, seseorang terlebih dahulu harus memiliki gambaran yang jelas tentang sebuah objek. Cara berpikir Top down merupakan kelanjutan dari proses berpikir Bottom Up.

Lima prinsip kerja pikiran manusia tersebut memberikan dampak yang besar dalam proses pembentukan memori dan cara berpikir manusia terkait apa yang dialami manusia mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Informasi yang kurang relevan dan dianggap tidak penting oleh pikiran manusia cenderung akan disingkirkan agar proses berpikir lebih efektif. Ingatan yang disingkirkan bukan beratti betul-betul hilang, namun informasi tersebut akan direpresi ke pikiran bawah sadar.

Hipnosis ; Sejarah Hipnosis

Kata Hipnosis atau Hypnosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Hipnos yang merupakan nama Dewa Tidur dalam mitologi Yunani. Ribuan tahun sebelum masehi, fenomena hipnosis sudah akrab dengan kehidupan manusia. Fenomena hipnosis dapat dilihat pada aktivitas seperti berdoa, kidung, mantra, atau rapalan yang diucapkan berulang-ulang. Orang yang dibacakan doa, kidung, mntra, atau rapalan tersebut biasanya untuk tujuan tertentu misalnya kesembuhan dan lain sebagainya.

Pada tahun 1843, dr. james Braid yang merupakan ahli saraf keturunan Skotlandia memperkenalkan istilah Hypnosis dalam bukunya berjudul Neurypnology ; Or, the Rationale of Nervous Sleep Considered in Relation with Animal Magnetism yang diambil dari nama dewa tidur dalam mitologi Yunani yaitu Dewa Hipnos. Dr. James Braid merupakan orang yang pertama kali menyatakan bahwa hipnosis merupakan suatu fenomena psikologis dan bukan fenomena mistis. Menurutnya, jika seseorang sembuh dari penyakitnya setelah dibacakan doa, mantra, dan sejenisnya, pada dasarnya orang terbeut tidak sembuh karena mantra itu melainkan karena sugesti yang diberikan kepada nya. Orang tersebut percaya bahwa mantra atau doa bisa menyembuhkannya, sehingga terjadi fenomena psikologis dimana kondisi nya yang sebelumnya sakit, setelah dibacakan mantra atau doa, kondisi nya kemudian membaik dan sembuh. Kemudian, tokoh bernama dr. Ambroise Liebeault yang dikenal sebagai bapak Hipnoterapi Modern beserta Bernheim mengembangkan Hipnosis menjadi metode untuk penyembuhan (Hipnoterapi).

Milton H. Erickson seorang psikiater asal Amerika merupakan salah satu orang yang mempraktikkan Hipnosis dalam metode penyembuhannya. Ia menyatakan bahwa dalam proses hipnoisis, yang menentukan keberhasilan adalh suyet atau klien karena merekalah yang mampu memahami dan melakukan apa yang Hipnoterapis katakan. Milton H. Erickson mengatakan bahwa hipnosis merupakan fenomena yang normal dan hipnosis tidak dapat belerja dengan baik jika hal itu bertentangan dengan keinginan suyet atau klien.

Dalam dunia psikologi dan psikoanalisa, Sigmund Freud merupakan salah satu tokoh yang pernah menggunakan tekhnik Hipnosis sebagai metode terapi pengobatan untuk pasiennya. American Psychological Association (APA) menyatakan bahwa hipnosis merupakan sebuah tekhnik terapetik dimana terapis memberi sugesti kepada pasien agar pasien merasa rileks sehingga dapat leboh fokus untuk menerima sugesti.

Secara umum, hipnosis merupakan metode untuk mengakses pikiran bawah sadar manusia dan sebagai metode terapi berkaitan dengan masalah psikis. Metode hipnosis banyak digunakan oleh praktisi kesehatan mental seperti psikolog, psikiater, dan konselor.

Pemanfaatan metode hipnosis tidak terbatas hanya pada ranah terapi, namun juga dapat diaplikasikan di berbagai bidang lain, mulai dari komunikasi, pendidikan, marketing, parenting, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, hipnosis sangat bermanfaat pada saat seseorang ingin memasukkan sugesti atau mempengaruhi orang lain. Hal ini disebabkan karena metode hipnosis mampu menjadi jalan untuk mengakses pikiran bawah sadar manusia sehingga sugesti yang diberikan dpaat dengan mudah diterima tanpa penolakan. Saat sugetsi diterima, seseorang akan dengan mudah diubah emosi dan perilakunya sesuai dengan sugesti yang diberikan.

Hipnosis ; Hipnosis VS Hipnotis

“Setau saya, hipnotis itu adalah metode yang digunakan untuk membuat orang lain tertidur secara cepat dan orang yang malakukan hipnotis akan mampu untuk mengendalikan orang yang dihipnotis nya”

Pernyataan di atas merupakan pernyataan yang sering muncul dari masyarakat umum ketika ditanya mengenai “apa itu hipnotis ?”. Namun, pernahkah anda mendengar kata Hipnosis ?, apakah Hipnosis dan Hipnotis merupakan dua hal yang berbeda atau sama saja ?

Baik, kli ini kita akan membahas mengenai Hipnosis dan Hipnotis.

Sebenarnya, apa yang dikenal masyarakat umum sebagai Hipnotis, pada dasarnya itu adalah Hipnosis. Kebanyakan masyarakat masih salah dalam menggunakan kedua istilah itu.

Menurut Human Service Division US Departement of Education, Hipnosis adalah metide untuk menembus faktor kritis yang membatasi antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar manusia yang diiringi dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti tertentu. Segala bentuk komunikasi yang berhasil dan mempersuasi serta mempengaruhi lawan komunikasi, pada dasarnya itu adalah fenomena Hipnosis.

Terus, Hipnotis itu apa ?

Hipnotis adalah istilah yang digunakan untuk orang yang melakukan Hipnosis. Analogi nya seperti ini, “Bernyanyi adalah Hipnosis”, sedangkan “Penyanyi adalah Hipnotis”. Sampai di sini paham ya.

Hipnosis pada dasarnya merupakan fenomena umum yang sering ditemukan di sekitar kita. Misalnya, ada seseorang rekan yang mengajak anda untuk mengobrol dengan tujuan memperkenalkan dan menjual kepada anda sebuah produk. Ketika anda tertarik dengan penjelasan rekan anda tersebut dan anda berhasil dibuat untuk membeli produk itu, maka fenomena Hipnosis telah terjadi, karena sugesti yang diberikan oleh rekan anda tersebut kepada anda terkait dengan produk nya, berhasil masuk ke pikiran bawah sadar anda dan membuat anda setuju untuk membeli produk tersebut.

Contoh kasus lainnya misalnya, anda sedang mendatangi sebuah kegiatan seminar di mana peserta nya sangat banyak. Ketika pembicara seminar yang berada di atas panggung bertanya kepada seluruh audience “Apakah ada yang ingin bertanya ?” sembari mengangkat tangan kanan nya, biasanya akan ada audience yang juga mengikuti gerakan tersebut dengan mengangkat tangan kanan nya untuk bertanya.

Kenapa hal ini bisa terjadi ? karena audience sedang berada dalam kondisi yang sangat fokus terhadap si pembicara seminar. Konsidi sangat fokus ini dalam ilmu hipnosis dikenal dengan istilah Trance. Orang yang mengalami kondisi Trance akan lebih mudah dalam merespon sugesti, baik yang bersifat verbal (ucapan) maupun yang bersifat non verbal (bahsa tubuh, ekspresi, dll). Maka dari itu, orang yang mendengar sambil melihat seseorang akan lebih mudah meniru geraka orang yang dilihatnya tersebut.